Pengambilan
Keputusan dalam Organisasi
Pokok pembahasan yang akan dibahas dalam
tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
2. Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
4. Implikasi Manajerial
1. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
a.)
Pengertian Keputusan
Menurut
James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif.
Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
1.)
Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan
2.)
Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
3.)
Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
tersebut
Menurut
Ralp C. Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam
hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap
pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Menurut
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH., keputusan adalah suatu pengakhiran dari
proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan
apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan
pilihan pada suatu alternatif.
b.)
Pengertian Pengambilan Keputusan
Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa pembuatan keputusan merupakan suatu proses
yang meliputi delapan langkah termasuk identifikasi dan formulasi masalah, memilih
salah satu alternatif, dan mengevaluasi efektivitas keputusan. Jadi,
pembuatan keputusan tidak hanya sekedar memilih diantara alternatif-alternatif,
melainkan merupakan suatu proses yang menyangkut kegiatan tertentu.
Dalam
buku “Perilaku dan Manajemen Organisasi
Jilid 2”, pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih tindakan
tertentu dalam menghadapi masalah atau menangani kesempatan yang ada.
Menurut
George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut
Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
c.)
Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut
George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan
keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1) Intuisi
Pengambilan keputusan yang
didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah
terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung
beberapa keuntungan dan kelemahan.
2) Pengalaman
Pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena
pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan
untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki
banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3) Fakta
Pengambilan keputusan
berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan
fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih
tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
4) Wewenang
Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
5) Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang
berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada
setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih
transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa
yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:
o
Kejelasan
Masalah
o
Orientasi
Tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
o
Pengetahuan
Alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
o
Preferensi
yang Jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
o
Hasil
Maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.
d.)
Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut
Herbart A. Simon, setidaknya ada tiga tahap yang ditempuh dalam pengambilan
keputusan, yaitu: (1) Tahap penyelidikan; tahap ini dilakukan dengan
mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Pada tahap ini
data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk
mengetahui atau mengenal persoalan. (2) Tahap perancangan; pada tahap ini
dilakukan pendaftaran, pengembangan, penganalisaan arah tindakan yang mungkin
dilakukan dan (3) Tahap pemilihan; pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan
arah tindakan dari semua yang ada.
2. Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
Para peneliti dalam bidang
pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa klasifikasi tipe keputusan. Kebanyakan klasifikasi ini
serupa satu sama lain, yang berbeda hanya terminologi atau istiah yang
digunakan. Herbert Simon membedakan dua tipe keputusan:
a.) Keputusan Terprogram
Ketika
situasi tertentu sering terjadi, sebuah prosedur rutin akan dibuat untuk
mengatasi situasi tersebut. Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika
bersifat berulang,rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku.
b.) Keputusan tidak
Terprogram
Sebuah
keputusan disebut keputusan tidak terprogram ketika benar-benar baru dan belum
terstruktur . tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah tersebut,
baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya, aau karena
bersifat sangat kompleks atau sangat penting. Keputusan seperti ini membutuhkan
penanganan khusus.
Keputusan terprogram
|
Keputusan tidak terprogram
|
|
Jenis Masalah
|
Sering, repetitif,
rutin, adanya kepastian dalam hubungan sebab akibat
|
Baru, tidak
terstruktur, ada ketidakpastian mengenai hubungan sebab akibat
|
Prosedur
|
Tergantung
kebijakan,peraturan, dan prosedur yang pasti
|
Memerlukan
kreativitas,intuisi, toleransi terhadap ambiguitas, pemecahan masalah kreatif
|
Contoh
|
Perusahaan
: pengaturan inventaris secara periodik
Universitas
: penentuan standar rata-rata kelulusan
Layanan Kesehatan
: prosedur penerimaan pasien
Pemerintahan
: sistem promosi pegawai negeri
|
Perusahaan
: Diversikasi produk atau pasar yang baru
Universitas
: Pembangunan ruang kelas yang baru
Layanan Kesehatan
: Pembelian peralatan eksperimental
Pemerintahan
: Reorganisasi departemen di pemerintahan
|
Pengambilan keputusan
berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat
diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat
pengambilan keputusan.
1.)
Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan
tingkat strategis misalnya perluasan pabrik, penentuan produksi, penggabungan,
penggolongan, pengeluaran modal dan sebagainya.
2.) Pengambilan keputusan
tingkat taktis.
Pengambilan keputusan
taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya
untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan inii berhubungan dengan
bidang-bidang seperti perumusananggaran, analisis aliran dana, penentuan tata
ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan
pengembangan.
3.) Pengambilan keputusan
tingkat teknis.
Pengambilan keputusan
teknis adalah suatu proses yang dapat menjami bahwa tugas-tugas spesifik dapat
dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Contoh jenis pengambilan keputusan
ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penentuan
waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan inventaris dan penempatan karyawan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
Menurut Terry (1989)
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai
berikut:
a)
Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
b)
Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi
c)
Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
d)
Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
e)
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
f)
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
g)
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
h)
Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan
yang diambil itu betul
i)
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Menurut John D. Millet,
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a)
Pria dan wanita
b)
Peranan Pengambil Keputusan
c)
Keterbatasan Kemampuan
Pendapat lain mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a)
Posisi/ kedudukan
Dalam
kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam
hal berikut.
o
Letak
posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker),
penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
o
Tingkatan
posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
organisasional, operasional, teknis.
b)
Masalah
Masalah
atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang
merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau
dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah
dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
o
Masalah
terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan
mudah diidentifikasi.
o
Masalah
tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru,
tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Dapat
pula dibagi sebagai berikut.
o
Masalah
rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup
sehari-hari.
o
Masalah
insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai
dalam hidup sehari-hari.
c)
Situasi
Situasi
adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain,
dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat.
d)
Kondisi
Kondisi
adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
merupakan sumber daya-sumber daya.
e)
Tujuan
Tujuan
yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan.
Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau
objective.
4. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial
pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai keterlibatan pengambilan
keputusan dalam proses manajemen di suatu organisasi. Dalam kegiatan
berorganisasi pasti akan menemui situasi dimana harus dilakukannya satu atau
lebih pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan hal penting di
dalam organisasi. Keputusan yang tepat mampu membawa organisasi menuju
tujuannya, sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat membuat organisasi gagal
mencapai tujuannya.
Pengambilan keputusan
merupakan peranan manajer yaitu peran desisional. Seorang manajer yang efektif
adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil
keputusan yang relavan. Organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin atau
manajer memiliki kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya
kepada anggota organisasi.
Fungsi manajemen penuh
dengan pembuatan berbagai keputusan. Menghadapi masalah yang makin kompleks,
manajer harus membuat keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya. Setiap keputusan akan membawa risiko, yaitu berhasil,
kurang berhasil, atau gagal dalam menyelesaikan masalah.
DAFTAR
PUSTAKA
1)
Anggadini, Sri Dewi. 2013. Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis
Komputer dalam Proses Pengambilan Keputusan. Majalah Ilmiah UNIKOM.
Vol.11, No.2.
2)
Anonim. 2010. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan [.ppt]. http://www.mdp.ac.id/materi/2012-2013-1/si348/052116/si348-052116-584-1.ppt,
diakses tanggal 9 Mei 2015.
3)
Anzizhan, Syarafuddin. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.
Jakarta: Grasindo.
4)
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2005. Perilaku
dan Manajemen Organisasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
5)
Kertonegoro, Sentanoe. 1994. Manajemen Organisasi. Jakarta: Widya
Press Jakarta.
6)
Moorhead, Gregory dan Ricky W. Griffin. 2010. Perilaku Organisasi: Manajemen
Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
7)
Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behaviour (tenth edition).
New Jersey: Prentice Hall Inc.
8)
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2005. Management, eight edition.
Erlangga: Jakarta.
9)
Sabri, Ahmad. 2013. Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Lembaga Pendidikan Islam.
Jurnal Al-Ta’lim. Vol.1, No.5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar