Selasa, 17 November 2015

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi



Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Pokok pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
        1.      Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
        2.      Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
        3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
        4.      Implikasi Manajerial




        1.     Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
a.)    Pengertian Keputusan
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
1.)    Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan
2.)    Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
3.)    Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut
Menurut Ralp C. Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH., keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

b.)    Pengertian Pengambilan Keputusan
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa pembuatan keputusan merupakan suatu proses yang meliputi delapan langkah termasuk identifikasi dan formulasi masalah, memilih salah satu alternatif, dan mengevaluasi efektivitas keputusan. Jadi, pembuatan keputusan tidak hanya sekedar memilih diantara alternatif-alternatif, melainkan merupakan suatu proses yang menyangkut kegiatan tertentu.
Dalam buku “Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2”, pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih tindakan tertentu dalam menghadapi masalah atau menangani kesempatan yang ada.
Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.

c.)    Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1)      Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
2)      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3)      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4)      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
5)      Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
o   Kejelasan Masalah
o   Orientasi Tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
o   Pengetahuan Alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
o   Preferensi yang Jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
o   Hasil Maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

d.)    Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbart A. Simon, setidaknya ada tiga tahap yang ditempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) Tahap penyelidikan; tahap ini dilakukan dengan mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Pada tahap ini data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan. (2) Tahap perancangan; pada tahap ini dilakukan pendaftaran, pengembangan, penganalisaan arah tindakan yang mungkin dilakukan dan (3) Tahap pemilihan; pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua yang ada.

        2.     Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
Para peneliti dalam bidang pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa klasifikasi  tipe keputusan. Kebanyakan klasifikasi ini serupa satu sama lain, yang berbeda hanya terminologi atau istiah yang digunakan. Herbert Simon membedakan dua tipe keputusan:
a.)    Keputusan Terprogram
Ketika situasi tertentu sering terjadi, sebuah prosedur rutin akan dibuat untuk mengatasi situasi tersebut. Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika bersifat berulang,rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku.
b.)    Keputusan tidak Terprogram
Sebuah keputusan disebut keputusan tidak terprogram ketika benar-benar baru dan belum terstruktur . tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah tersebut, baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya, aau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting. Keputusan seperti ini membutuhkan penanganan khusus.

Keputusan terprogram
Keputusan tidak terprogram
Jenis Masalah
Sering, repetitif, rutin, adanya kepastian dalam hubungan sebab akibat
Baru, tidak terstruktur, ada ketidakpastian mengenai hubungan sebab akibat
Prosedur
Tergantung kebijakan,peraturan, dan prosedur yang pasti
Memerlukan kreativitas,intuisi, toleransi terhadap ambiguitas, pemecahan masalah kreatif
Contoh
Perusahaan : pengaturan inventaris secara periodik
Universitas : penentuan standar rata-rata kelulusan
Layanan Kesehatan : prosedur penerimaan pasien
Pemerintahan : sistem promosi pegawai negeri
Perusahaan : Diversikasi produk atau pasar yang baru
Universitas : Pembangunan ruang kelas yang baru
Layanan Kesehatan : Pembelian peralatan eksperimental
Pemerintahan : Reorganisasi departemen di pemerintahan
Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
1.)    Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan tingkat strategis misalnya perluasan pabrik, penentuan produksi, penggabungan, penggolongan, pengeluaran modal dan sebagainya.
2.)    Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan inii berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusananggaran, analisis aliran dana, penentuan tata ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan pengembangan.
3.)    Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjami bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Contoh jenis pengambilan keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penentuan waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan inventaris dan penempatan karyawan.

        3.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
a)      Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
b)      Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
c)      Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
d)     Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
e)      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
f)       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
g)      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
h)      Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul
i)        Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Menurut John D. Millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a)      Pria dan wanita
b)      Peranan Pengambil Keputusan
c)      Keterbatasan Kemampuan
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a)      Posisi/ kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
o   Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
o   Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
b)      Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
o   Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
o   Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Dapat pula dibagi sebagai berikut.
o   Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
o   Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
c)      Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
d)     Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
e)      Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

        4.     Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai keterlibatan pengambilan keputusan dalam proses manajemen di suatu organisasi. Dalam kegiatan berorganisasi pasti akan menemui situasi dimana harus dilakukannya satu atau lebih pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan hal penting di dalam organisasi. Keputusan yang tepat mampu membawa organisasi menuju tujuannya, sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat membuat organisasi gagal mencapai tujuannya.
Pengambilan keputusan merupakan peranan manajer yaitu peran desisional. Seorang manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relavan. Organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin atau manajer memiliki kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi.
Fungsi manajemen penuh dengan pembuatan berbagai keputusan. Menghadapi masalah yang makin kompleks, manajer harus membuat keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Setiap keputusan akan membawa risiko, yaitu berhasil, kurang berhasil, atau gagal dalam menyelesaikan masalah.
 


DAFTAR PUSTAKA
1)      Anggadini, Sri Dewi. 2013. Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses Pengambilan Keputusan. Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol.11, No.2.
2)      Anonim. 2010. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan [.ppt]. http://www.mdp.ac.id/materi/2012-2013-1/si348/052116/si348-052116-584-1.ppt, diakses tanggal 9 Mei 2015.
3)      Anzizhan, Syarafuddin. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
4)      Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
5)      Kertonegoro, Sentanoe. 1994. Manajemen Organisasi. Jakarta: Widya Press Jakarta.
6)      Moorhead, Gregory dan Ricky W. Griffin. 2010. Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
7)      Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behaviour (tenth edition). New Jersey: Prentice Hall Inc.
8)      Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2005. Management, eight edition. Erlangga: Jakarta.
9)      Sabri, Ahmad. 2013. Kebijakan dan Pengambilan Keputusan dalam Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Al-Ta’lim. Vol.1, No.5.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar